E6 @ 21 LIPPO CIKARANG

Dua Puluh Satu atao yang lebih dikenal sebagian orang sebagai Twenty Whan adalah sebuah angka keramat bagi sebagian orang (*kecuali gue loch). Bagaimana tidak, angka tersebut melambangkan seorang wanita yang sudah menggadaikan harga dirinya alias Tuna Diri (*Bener gak sich). Kalo Tuna Wisma berarti kan gak punya rumah (*gelandangan), Kalo Tuna Rungu berarti kan gak punya pendengaran (*Tuli). Jadi Tuna Diri berarti gak punya harga diri. (*Mboh lah, sing penting ngerti maksud’e).
Kok gue tahu ya kalo twenty Whan adalah lambang cewek gituan (*pake inisial ajach, biar gak kena Undang-undang Pornografi). Secara gue kan pernah kuliah di ITS (Institute Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya), apalagi gue ngekost ama anak-anak gila 61 A (*Inget anak-anak gila loch, bukan nggilani). Kumpulan anak-anak asyik dan ngocol abees kalo ngemeng. Ibu-ibu aja kalah kalo ngegosip ama kita-kita. Berani taruhan dech gue. Jadi, berawal dari kost-kostan itu (*Gebang Kidul 61 A) aku jadi tahu banyak tentang dunia “pertogelan”. Eit…penghuni 61A gak ada yang ikut-ikutan taruhan togel loch, tapi kita ngerti masalah gituan (*Bukan inisial untuk 21 lagi loch).
Twenty Whan emang angka yang menakjubkan. Angka yang bikin ketawa dan bisa bikin crita yang konyol. Ada sebuah cerita yang gue alami tentang Twenty Whan. Ceritanya belum lama sich, sekitar bulan April 2009. Ceritanya sore itu gue nonton ama wanita yang udah bikin gue jatuh hati (*Calon Bunda nya anak-anak). Sore itu kita dapat tempat duduk E7 dan E8. Begitu selesai beli tiket, tiba-tiba ada panggilan, gak tahu dari siapa dan dari mana munculnya suara itu. Begini bunyinya “Mohon perhatian, diberitahukan kepada para penonton bahwa pintu teather satu telah dibuka, kepada para penonton yang sudah memiliki karcis, harap segera masuk ke pintu teather satu”. Akupun langsung ngacir bersama dengan Calon Bundanya anak-anak dan langsung nongkrong di kursi E7 dan E8. Aku langsung duduk di E8 dan Calon Bundanya anak-anak E7.
Karena film belum dimulai dan trailer-trailer film baru belum juga diputer, kami pun putusin untuk pesen minuman dan snack (*Calon Bundanya anak-anak yang mesenin sich lebih tepatnya). Kita pesen Es Cappuchino 2 dan 1 roti. Gak berapa lama akhirnya datanglah pesenan kita. Wuih..sueger minum es cappuchino, maklum kita tadi bis muter-muter dari SGC (*Sentral Grosir Cikarang). Halah,,, paling-paling juga ga’ tahu kan SGC?? Itu loch yang tanggal 13 April kemarin ada acara Hip-Hip Hura SCTV. Rame banget loch….la wong jalan-jalan ampe ditutup. Banyak artis ibukota yang datang, ada Wulan Jameela, Ada Band, Padi dan lain-lain. Tapi gue gak nonton di SGC kuk, ngapain panas-panasan hanya nonton gituan (*Takut program pemutihan wajah gue gagal). Mending ambil bantal, colokin tuch TV dan pencet tuch remot arahin ke SCTV, sama dech. Udah ah, balik ke topik awal lagi tentang Twenty Whan.
Setelah minum seteguk dua teguk es cappuchino, akhirnya film pun diputar. Kali ini kita nonton Fast & Farious 4. Begitu film dimulai, ditaruhlah 2 gelas es cappuchino di kursi E6 yang notabene kosong (*Maklum, gak da tempat gelas di 21 Lippo Cikarang, desa sich….). Gak berapa lama, akhirnya Calon Bundanya anak-anak teriak kaget, “Astagfirullah” (*Dalam hati gue bertanya, ada apa ya??). Setelah gue liat, ternyata 1 gelas es cappuchino tumpah, suoor…. Dan langsung saja basah dech tuch kursi. Hiahh….ha… “Ambil tissue bu’!! Teriakku. Diambillah beberapa tissue dari tas mungil yang dibawanya. Dibasuhlah kursi E6 yang basah kuyup oleh cappuchino tadi. Dalam hati kita berdoa “Moga-moga aja gak ada yang dudukin kursi E6 (*kita ma orang baek, jadi doanya juga yang baek-baek). Alhasil, sampai film selesai, gak ada yang duduk di kursi E6 Twenty Whan Lippo Cikarang (*doa kita terkabul ceritanya). Semoga abis film ini selesai, gak ada yang dudukin kursi itu sampai beberapa hari depan (*Biar kering dulu githu loch…). Tapi kalo ada yang dudukin kursi E6, itu adalah rejeki Anda (*Kami gak tanggungjawab loch…).