Inspirasi Hidup Seorang Penulis Tertuang dalam Blog Ini. So, Don't Miss It....

April 28, 2009

Salah Niatkah Gue???


Masih inget ID Card disamping??? Nah, itu dia… (*Bukan acara di SCTV tempoe doeloe) The Fastest Solution “Sony Sugema College” atau lebih dikenal dengan sebutan SSC. Sebuah lembaga pendidikan non formal yang lebih menyediakan fasilitas buat mereka yang ingin menambah ilmu diluar jam sekolah. Lah, berarti di sekolahan 8 jam kurang ya bagi murid-murid tuk belajar??? Logikanya sich begitu.. Bener gak Bapak/Ibu guru?? In fact, banyak dari anak-anak yang malah nongkrong di warung-warung kopi pada saat jam sekolah (*Bukan pengalaman gue banget..). Kalo gue tuch kayak gini, begitu jam sekolah dimulai sampai jam sekolah selesai, yang namanya DoDoT tuch selalu nongkrong di area sekolahan. Ngapain hayo??? Kalo gue ma pasti belajar, belajar mengenal diri melalui kaca di toilet, belajar mengenal hati seseorang melalui ilmu biologi, belajar meramal nasib melalui matematika (*peluang dan Forecasting), banyak dech pokoknya, gak mungkin disebutin satu-satu disini, gak cukup. Kalo pingin tahu lebih detail, kirim email ke gue aja di : dodot.ajach@yahoo.com. Balik ke topic awal, apakah murid-murid itu kekurangan jam untuk belajar??? Pertanyaan yang notabene jauh dari kenyataan. Itulah anak-anak jaman sekarang, kalo gak ada guru semangat banget, kalo ada guru jadi loyo. Sering bolos dan bolos (*Dengan nada penekanan, “kalo gue rajin loch!!”). Selain lembaga untuk murid-murid yang kurang jam belajar, di SSC juga menyediakan kerjaan musiman bagi para tutor yaitu menyediakan bimbingan belajar pra perguruan tinggi. Modelnya begini, satu bulan sebelum tes masuk perguruan tinggi (*Jaman gue sich UMPTN, sekarang gak tahu, ganti menteri ganti kebijakan sich, Indonesia beraneka ragam ). Setiap murid diwajibkan membayar ehm….ehm…sample aja jaman gue dulu tahun 2002 sekitar 350an (*Kalo gak salah inget sich). Murid yang terdaftar kurang lebih seribuan lebih. Bayangkan penonton, berapa duit yang mereka dapat (*Sony CS) dalam kurun waktu satu bulan. Udah ach, ngomongin yang laen ajach.
Kembali ke ID Card diatas. Coba cermati ID Card tersebut, disana terpampang sebuah nama yang mungkin sudah tidak asing bagi Anda semua.(*Pake gaya iklan Three “Agus…Woalah Agus…Agus…”.). Detail tentang orang tersebut, klik ajach http://www.friendster.com/dodot (*Udah ijin orangnya kuk, jadi liat aja profilenya, gratis…). Panggil aja nama yang tercantum di ID Card diatas dengan sebutan Alex (*Agus JelEx). Dia senang banget bisa join di SSC cabang Surabaya (*Di kaca piring, deket SMA komplek). Tiap hari selama 30 hari dia berangkat ke tempat belajar tersebut. Sehabis magrib dia berangkat menggunakan bicycle kecil yang dipinjemnya dari sodara di daerah Pacar Keling Surabaya (*Deket rumah calon Bundanya anak-anak tuch).
Satu hari, dua hari, tiga hari si Alex belajar dengan tekun dan rajin. Tiap pagi, siang dan sore dia selalu belajar dan belajar. Alex bercita-cita bisa lolos UMPTN dan masuk jurusan teknik elektro ITS. Tapi….kejamnya ibu guru, tak sekejam ibukota propinsi Jawa Timur (*opo ae yo maksud’e). Karena berasal dari kampoeng, alex pun terkagum-kagum melihat bangunan tinggi-tinggi di daerah Surabaya. Alex tetap ditemani sepeda kecilnya kemanapun dia pergi. Dai sering banget keluar ama sepedanya itu. Bukannya pergi ke tempat belajar di SSC, tapi si Alex malahan pergi jalan-jalan keliling kota Surabaya ditemani sepeda kecil. (*Dasar wong ndeso Lexx…Alexx).
Dengan perasaan puas hati si Alex berbunga-bunga bisa berkeliling kota Surabaya. Pernah dia di omelin ama orang yang lagi nyetir mobil. Gara-garanya, si Alex naek sepeda menggunakan lajur kanan (*Dudulz tuch Alex). Alex pun tercengang-cengang dimarahin tuch sopir. Itu lah tampang orang ndeso (*Desa maksud’nya) kalo udah liat jalan-jalan ibukota. Apalagi setelah melihat gedung-gedung tertanam tinggi disepanjang jalan di Kota Surabaya. Loch,,apa hubungannya sama SSC dan jalan-jalannya si Alex?? Sebenarnya gak nyambung sich, tapi..itu lah Alex. Karena dia salah niat, maka fatallah kelanjutan nasib si Alex. Dia gagal UMPTN dan akhirnya dia menyesal. Tapi…Alex tak menyerah begitu saja, dia justru menemukan jalan hidup yang lebih cerah setelah diterima di sebuah kampus terkenal di daerah Surabaya timur. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS di jurusan Teknologi Informasi. Selain itu, si Alex juga sudah menemukan jalan hidupnya yang Insyallah akan menjadi jalan menuju ke kehidupan yang lebih bagus untuk membina Rumah Tangga. Tapi jangan ditiru ya si Alex, gak baek tuch orang karena salah niat. Niat itu harus bener-bener tulus dan iklhas. Apapun niatnya, asalkan demi kebaikan insyallah Allah akan mengabulkannya (*Cuma waktunya saja yang belum tahu). For Your Information, Alex sama dengan Agus JelEx sama dengan DoDoT sama dengan Gue….(*He..he….)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home